Semangkok
Mie Ayam Rumah Kayu dengan Lampu Sentir Remang-Remang
Rowosari merupakan desa binaan
Etoser Semarang yang telah berjalan selama 3 tahun. Desa rowosari ini
membentang luas dan yang dijadikan sebagai desa binaan Etoser Semarang hanyalah
satu RT yaitu RT 05 RW 03.
Berbicara tentang kenangan saat
menjalankan Sekolah Desa Produktif di Rowosari, sebenarnya bisa sampai
segudang. Banyak sekali kenangan yang aku dapatkan di sana. Namun ada satu
kenangan paling utama yang perlu aku ceritakan di sini.
Berawal dari pertama kali Etoser
2011 Semarang menginjakkan kaki di desa binaan Sekolah Desa Produktif ROWOSARI
RT 05 RW 03. Saat itu kita masih dalam tahap kebingungan atau bahasa kerennya
tidak tahu arah dan tujuan kita di desa Rowosari. Kita belum tahu dan paham apa
itu SDP Rowosari. Memang, ada sedikit arahan dan penghantar dari kakak-kakak
angkatan tentang SDP Rowosari. Namun, kita masih terbengong- bengong belum ada
gambaran jelas tentang semua itu. Sampai pertama kali kita disuruh untuk
audiensi dengan warga Rowosari yang belum kita kenal sama sekali.
Karena baru kenal pertama kalinya
dengan pak RT dan bu RT, kita berbicara seperlunya dan tidak panjang lebar.
Apalagi aku sendiri yang terlihat paling polos, hanyalah sekedar mengikuti kata
temen- temenku dan mendengarkan sampai akhir hingga disepakatinya hari, kapan
kita bisa melakukan audiensi dengan warga. Karena faktor itulah, kenapa berita
kepolosanku terdengar ke mana- mana hingga semua etoserpun tahu. Namun, bukan
ini yang aku maksud dengan kenangan yang paling utama. Masih ada kelanjutan
ceritanya sampai di hari H kita audiensi dengan warga.
Singkat cerita, Etoser 2011
melakukan audiensi dengan lancar saat itu. Hanya saja sasaran kita yang
seharusnya ada perangkat desa, saat itu hanya bisa dengan ibu- ibu PKK yang
memang tepat pada hari itu mengadakan arisan rutin. Akupun tak begitu tahu
seberapa antusiasnya warga saat audiensi karena aku datang terlambat dan acara
hampir selesai.
Selesainya dari audiensi, etoser
2011 beserta kakak- kakak yang ikut serta dalam acara tersebut tidak di
perbolehkan pulang terlebih dahulu oleh bu RT yang saat itu sudah kita kenal
namanya yaitu Bu Pri. Pikirku, kita tidak boleh pulang dulu karena mau di ajak
mampir ke tempat Bu Pri. Ternyata pikiranku salah menduga. Kita semua di ajak
ke sebuah rumah warga di sudut desa rowosari RT 05 RW 03. Rumah itu masih
terbuat dari papan kayu, belum memakai tembok permanent dan itu sudah menjadi
mayoritas rumah warga di Rowosari.
Pertama kita sampai di halaman rumah
tersebut, kegelapan mulai aku rasakan karena memang hari sudah petang dan bedug
magrib sudah terdengar. Dan setelah masuk ke dalam rumah, di dalam rumahpun
yang kupikir terang penuh dengan cahaya lampu, ternyata tidak ada. Hanya
sepancar cahaya lampu sentir yang nampak remang- remang. Sungguh hatiku
tersentuh sampai ke dalam- dalamnya melihat kondisi seperti itu di jaman modern
seperti ini. Dan yang tak kusangka- sangka sebelumnya, di ruang tamu yang tidak
begitu besar telah tersedia hidangan mie ayam yang bau asapnya sampai menggoda
perut kita semua, karena sudah terlalu lapar. Dan hidangan mie ayam itu sengaja
di buat untuk kita semua atas pesanan bu Pri.
Subhanallah, betapa nyaman dan
enaknya kita menikmati semangkok mie ayam masing- masing dalam sebuah rumah
kayu dengan cahaya lampu sentir yang nampak remang- remang. Kegelapan yang
tadinya kurasakanpun hilang entah kemana. Yang kurasakan hanyalah rasa terharu
di dalam rumah tersebut. Dalam kesempitan dan kegelapan malam, masih tersimpan
mie ayam yang enak dan dapat mengenyangkan kita semua.
Itulah kenangan terindahku di SDP
Rowosari setelah berjalan selama setahun ini. Dan tentunya masih banyak
kenangan- kenangan lain yang tidak sempat aku ceritakan di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar