Jumat, 31 Agustus 2012


Semangkok Mie Ayam Rumah Kayu dengan Lampu Sentir Remang-Remang
            Rowosari merupakan desa binaan Etoser Semarang yang telah berjalan selama 3 tahun. Desa rowosari ini membentang luas dan yang dijadikan sebagai desa binaan Etoser Semarang hanyalah satu RT yaitu RT 05 RW 03.           
Berbicara tentang kenangan saat menjalankan Sekolah Desa Produktif di Rowosari, sebenarnya bisa sampai segudang. Banyak sekali kenangan yang aku dapatkan di sana. Namun ada satu kenangan paling utama yang perlu aku ceritakan di sini.
            Berawal dari pertama kali Etoser 2011 Semarang menginjakkan kaki di desa binaan Sekolah Desa Produktif ROWOSARI RT 05 RW 03. Saat itu kita masih dalam tahap kebingungan atau bahasa kerennya tidak tahu arah dan tujuan kita di desa Rowosari. Kita belum tahu dan paham apa itu SDP Rowosari. Memang, ada sedikit arahan dan penghantar dari kakak-kakak angkatan tentang SDP Rowosari. Namun, kita masih terbengong- bengong belum ada gambaran jelas tentang semua itu. Sampai pertama kali kita disuruh untuk audiensi dengan warga Rowosari yang belum kita kenal sama sekali.
           

Yang Muda Berkreavifitas
Menjadikan Indonesia bangkit dari keterpurukan bagi seorang pemuda generasi bangsa merupakan hal yang sangat khusus dan bersifat wajib. Tidak perlu yang tua yang harus berperan lagi dan berperan terus. Apa gunanya pemuda yang telah terlahir di Indonesia jika tidak mulai bangkit dari sekarang?
Tidak perlu bangkit dalam artian langsung menduduki kursi pemerintahan atau berebut kekuasaan. Tapi bangkit disini terutama dalam hal pengembangan kreatifitas. Kreativitas merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan sesuatu. Kreativitas sedikit demi sedikit dari pemuda dapat membantu meningkatkan nilai kebangkitan bangsa. Kreativitas dari pemuda Indonesialah yang nantinya dapat menjadi solusi atas keterpurukan Indonesia selama ini. Tidak menutup kemugkinan selama ini Indonesia terpuruk karena kreativitas pemuda telah mati atau terpendam.
Namun kreativitas yang telah mati tidak akan selamanya mati jika kita para pemuda dapat menghidupkannya kembali. Dan jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi. Banyak cara yang dapat dilakukan para pemuda generasi bangsa untuk menghidupkan kreativitas. Dimulai dari hal- hal kecil yang kemudian dapat dikembangkan menjadi hal yang lebih besar dan lebih menghidupkan. Dalam bekerja, bertindak maupun memunculkan ide harus dibarengi juga dengan kreativitas kita. Tanpa kreativitas maka semua akan terhenti ..... berhenti seperti di rem.
Contoh ringan, dalam hal menulis amat dibutuhkan kreativitas untuk menghasilkan tulisan yang berbobot, yang mampu menarik pembaca. Penulis maupun yang sedang latihan menulis (seperti menulis di blog atau di media massa apapun... diperlukan latihan dan latihan terus menerus) harus selalu menghadirkan tulisan yang menarik dan berbobot serta menunjukkan karakter tulisannya.
Masing-masing dari diri kita tentunya memiliki tingkat kreativitas yang berbeda-beda. Yang menjadikan perbedaan adalah bagaimana cara menghidupkan kreativitas tersebut agar selalu muncul untuk diri kita maupun orang lain. Bagaimana supaya kreativitas kita terus membaik ??? ini yang sering kali menjadikan seseorang berhenti kemudian menjadi tidak kreatif, tidak inovatif. Nah, supaya kreativitas kita tetep terjaga maka harus dimulai dari cara berpikir kita. Cara berpikir yang lurus, penuh semangat dan selalu optimis didukung suasana yang cocok maka akan mendorong kita untuk selalu bertindak kreatif.
Kemauan...merupakan salah satu kunci sehingga kita dapat selalu berusaha untuk lebih baik dalam segala bidang kehidupan. Yuk....hidupkan terus kreativitas kita untuk melahirkan sesuatu yang berguna bagi diri kita maupun orang lain .....jangan sampai hilang atau berhenti kreativitas kita. Kreativitas akan turut serta membantu Indonesia bangkit. Dan saatnya yang muda yang bangkit dengan kreativitas.


MENGUKIR CITA
Cita-cita dalam hidup itu sangatlah penting. Banyak yang mengatakan jika hidup tanpa cita-cita itu seperti melangkah tanpa tau jalan. Awalnya aku tak terpikir tentang cita-citaku. Aku hanya terpikir tentang hidupku bagaimana sekarang. Tak terpikir hidupku bagaimana masa depannya. Baru setelah SMA aku mulai menyadari akan pentingnya cita-cita. Cita-cita yang menjadi motivasi untukku berusaha menggapainya. Saat SMA aku bercita-cita untuk dapat menempuh pendidikan di PTN terkenal papan atas. Harapannya aku mendapat saingan banyak. Aku ingin sekali menjadi orang yang berguna bagi masyarakat,nusa,bangsa,dan negara. Hingga aku berpikir untuk menjadi seorang guru,kuliah di bidang pendidikan. Kata guru-guru di sekolahku menjadi seorang guru itu sangatlah menyenangkan. Pekerjaan yang sangat mulia juga. Sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan begitu aku dapat mengamalkan ilmuku terus menerus untuk generasi bangsa. Tapi cita-citaku ini kupikir hanyalah mimpi-mimpi dalam angan-anganku saja. Aku hanya berhayal. Karena orang tuaku tidaklah setuju aku melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi. Karena masalah ekonomi keluarga yang sedang terpuruk. Sama sekali tak ada dana untuk aku bisa melanjutkan ke perguruan tinggi.

INSPIRING WOMAN FOR ME

            Ibu...Ibu...Ibu...
            Seorang wanita mulia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang telah banyak berjasa bagi kita. Seorang ibu telah 9 bulan mengandung kita, kemudian dengan susah payah melahirkan kita, merawat kita dan menjaga kita dengan penuh kesabaran sampai kita besar seperti sekarang ini. Sungguh sangat besar perjuangan beliau jika kita renungi. Betapa berartinya beliau dalam hidup kita. Saat kita susah,saat kita sedih dan saat kita terpuruk, siapa yang membangkitkan semangat kita? Jawabannya adalah Ibu. Ibu tempat kita mengadu segala-galanya. Semua keluh kesah kita, kita berikan pada beliau. Dan dengan sabarnya beliau mengelus kita dengan penuh kasih.
            Oh Ibu.
          Jika dihubungkan dengan massa Rasulullah, ketika ada sahabat yang bertanya kepada beliau siapa orang pertama yang harus kita hormati?Rasulullah menjawab Ibu. Kemudian sahabat itu bertanya lagi, kemudian siapa ya Rasul? Dan Rasulullah menjawab Ibu lagi sampai berulang tiga kali baru kemudian bapak.
Dari hal tersebut kita tau bahwa betapa berartinya seorang ibu bagi kita. Betapa istimewanya seorang ibu. Sampai agama Islampun mengistimewakannya. Sudah seharusnya kita menyadari akan hal itu. Kita pun tau bahwa syurga itu ada di telapak kaki ibu. Istimewa bukan? Sungguh sangat istimewa.
           

Rabu, 29 Agustus 2012

artikel



“Berat di Ongkos Hingga Sampailah Saya di Etos”
          Hidup adalah sebuah perjuangan, sebuah perjalanan panjang yang memang butuh perjuangan untuk menjalaninya. Begitulah motto hidup saya. Tidaklah saya hidup tanpa ada perjuangan dan perjalanan di dalamnya.
          Bagi saya untuk menjalani hidup sampai sekarang ini memang butuh perjuangan dan telah melalui perjalanan yang tidaklah singkat. Seperti sekarang ini saya berada di Etos. Bukanlah hal kebetulan ataupun kejutan yang kejutan yang datang secara tiba-tiba. Namun ada perjalanan dan perjuangan yang memang telah saya lalui. Hingga saya akhirnya bisa melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi negeri.
          Awalnya saya tidaklah peka akan perguruan tinggi. Dulu, menurut saya perguruan tinggi hanyalah tempat orang- orang kaya dan banyak uang. Dan saya mengakui kalau orang tua saya bukanlah orang yang kaya. Orang tua saya pun tidak sanggup membiayai saya kalau misalkan saya melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi. Orang tua saya juga tidak setuju dan tidak mendukung saya karena keterbatasan ekonomi mereka. Saya menyadari hal tersebut dan memakluminya.