“Berat di Ongkos Hingga
Sampailah Saya di Etos”
Hidup adalah sebuah
perjuangan, sebuah perjalanan panjang yang memang butuh perjuangan untuk
menjalaninya. Begitulah motto hidup saya. Tidaklah saya hidup tanpa ada
perjuangan dan perjalanan di dalamnya.
Bagi saya untuk menjalani hidup sampai
sekarang ini memang butuh perjuangan dan telah melalui perjalanan yang tidaklah
singkat. Seperti sekarang ini saya berada di Etos. Bukanlah hal kebetulan
ataupun kejutan yang kejutan yang datang secara tiba-tiba. Namun ada perjalanan
dan perjuangan yang memang telah saya lalui. Hingga saya akhirnya bisa
melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi negeri.
Awalnya saya tidaklah peka akan
perguruan tinggi. Dulu, menurut saya perguruan tinggi hanyalah tempat orang- orang
kaya dan banyak uang. Dan saya mengakui kalau orang tua saya bukanlah orang
yang kaya. Orang tua saya pun tidak sanggup membiayai saya kalau misalkan saya
melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi. Orang tua saya juga tidak
setuju dan tidak mendukung saya karena keterbatasan ekonomi mereka. Saya
menyadari hal tersebut dan memakluminya.
Hingga akhirnya saya menginjak kelas 3 SMA. Saya belum berpikir jauh untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Hanya saja sering melintas keinginan di hati saya. Keinginan untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Disertai pikiran dari mana biayanya dan bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi.
Baru suatu ketika di sekolah saya di
adakan Bedah Kampus Expo, yang di sana diperkenalkan banyak sekali Perguruan
Tinggi Negeri, saya semakin tertarik. Keinginan saya yang tadinya melintas
kecil di pikiran saya, saat itu berubah menjadi besar dan terus membesar.
Apalagi saat itu ada semangat dan motivasi yang menggugah hati saya. Tentang
banyaknya beasiswa yang terdapat di Perguruan Tinggi Negeri.
Saat itu saya tertarik dengan STAN,
Perguruan Tinggi Kedinasan yang memang semua keperluan kita ditanggung oleh
negara dan dibebaskan biaya hidup. Namun, saat saya minta ijin kepada kedua
orang tua saya, mereka tidak mengijinkan. Dengan alasan pekerjaan masa depannya
yang orang tua saya tidak suka.
Saya tidak berhenti sampai di sini.
Saya mencari informasi tentang beasiswa yang ada di Perguruan Tinggi Negeri.
Karena pada saat itu saya berjanji kepada orang tua saya kalau saya diijinkan
melanjutkan ke perguruan tinggi saya berjanji akan mendapatkan beasiswa.
Lama saya mencari informasi beasiswa
hingga mendapatkan informasi tentang bidikmisi yang membebaskan semua biaya
perkuliahan sampai selesai. Kata guru BK dan kakak kelas saya beasiswa tersebut
peluangnya sangat kecil. Karena saya berniat untuk mendapatkan bidikmisi
tersebut dan saya berpikir bahwa itulah satu-satunya jalan untuk saya bisa
melanjutkan maka saya berusaha semaksimal mungkin. Saya berdoa, belajar dan
belajar, memohon kepada Alloh SWT agar saya diberikan kemudahan. Target saya
adalah di UNS Pendidikan Matematika, mendapatkan bidikmisi.
Pada saat pendaftaran snmptn undangan
saya pun mendaftarkan diri dan memilih bidikmisi. Saya berdoa dan menanti saat
pengumuman tiba. Banyak sekali celotehan teman- teman saya yang mengatakan
bahwa bidikmisi susah dan peluangnya sangat kecil. Tapi, saya yakin saya pasti
bisa. Dan, saat pengumuman tiba, saya hampir patah semangat pada saat itu. Saya
belum diterima. Tapi keinginan saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi masih
besar. Kemudian saya memutuskan untuk mengikuti snmptn tertulis.
Pada saat itu ada kakak kelas saya
yang menawarkan beastudi ETOS. Saya tertarik. Dan teman-teman saya banyak yang
menyarankan agar saya mendaftar. Namun saya bimbang, kalau saya mendaftar di
beastudi ETOS saya tidak mungkin bisa di pendidikan matematika UNS. Saya berdoa
dan memohon petunjuk dari Allah SWT, kemanakah saya harus melangkah.
Dan akhirnya, berkat dukungan teman-
teman dan orang tua saya, saya mendaftar di beastudi ETOS. Saat saya mendaftar
snmptn saya memilih jurusan kesehatan masyarakat Undip. Saya pikir, toh saya
juga pernah punya keinginan untuk terjun di dunia kesehatan.
Saat pengumuman snmptn tulis tiba,
pada waktu itu ayah saya hanya mengatakan “jika memang bermanfaat insyaAllah
kamu diterima”. Dan ternyata setelah saya membuka pengumuman, saya diterima di
kesehatan masyarakat Undip.
Dan akhirnya setelah melewati
seleksi-seleksi ETOS hingga homevisit saya diterima di ETOS. Alhamdulillah, walaupun
berat di ongkos akhirnya saya berhasil mendapatkan ETOS.
Kebutuhan kom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar