Rabu, 29 Agustus 2012

artikel



“Berat di Ongkos Hingga Sampailah Saya di Etos”
          Hidup adalah sebuah perjuangan, sebuah perjalanan panjang yang memang butuh perjuangan untuk menjalaninya. Begitulah motto hidup saya. Tidaklah saya hidup tanpa ada perjuangan dan perjalanan di dalamnya.
          Bagi saya untuk menjalani hidup sampai sekarang ini memang butuh perjuangan dan telah melalui perjalanan yang tidaklah singkat. Seperti sekarang ini saya berada di Etos. Bukanlah hal kebetulan ataupun kejutan yang kejutan yang datang secara tiba-tiba. Namun ada perjalanan dan perjuangan yang memang telah saya lalui. Hingga saya akhirnya bisa melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi negeri.
          Awalnya saya tidaklah peka akan perguruan tinggi. Dulu, menurut saya perguruan tinggi hanyalah tempat orang- orang kaya dan banyak uang. Dan saya mengakui kalau orang tua saya bukanlah orang yang kaya. Orang tua saya pun tidak sanggup membiayai saya kalau misalkan saya melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi. Orang tua saya juga tidak setuju dan tidak mendukung saya karena keterbatasan ekonomi mereka. Saya menyadari hal tersebut dan memakluminya.
         
Hingga akhirnya saya menginjak kelas 3 SMA. Saya belum berpikir jauh untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Hanya saja sering melintas keinginan di hati saya. Keinginan untuk menempuh pendidikan yang tinggi. Disertai pikiran dari mana biayanya dan bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi.
          Baru suatu ketika di sekolah saya di adakan Bedah Kampus Expo, yang di sana diperkenalkan banyak sekali Perguruan Tinggi Negeri, saya semakin tertarik. Keinginan saya yang tadinya melintas kecil di pikiran saya, saat itu berubah menjadi besar dan terus membesar. Apalagi saat itu ada semangat dan motivasi yang menggugah hati saya. Tentang banyaknya beasiswa yang terdapat di Perguruan Tinggi Negeri.
          Saat itu saya tertarik dengan STAN, Perguruan Tinggi Kedinasan yang memang semua keperluan kita ditanggung oleh negara dan dibebaskan biaya hidup. Namun, saat saya minta ijin kepada kedua orang tua saya, mereka tidak mengijinkan. Dengan alasan pekerjaan masa depannya yang orang tua saya tidak suka.
          Saya tidak berhenti sampai di sini. Saya mencari informasi tentang beasiswa yang ada di Perguruan Tinggi Negeri. Karena pada saat itu saya berjanji kepada orang tua saya kalau saya diijinkan melanjutkan ke perguruan tinggi saya berjanji akan mendapatkan beasiswa.
          Lama saya mencari informasi beasiswa hingga mendapatkan informasi tentang bidikmisi yang membebaskan semua biaya perkuliahan sampai selesai. Kata guru BK dan kakak kelas saya beasiswa tersebut peluangnya sangat kecil. Karena saya berniat untuk mendapatkan bidikmisi tersebut dan saya berpikir bahwa itulah satu-satunya jalan untuk saya bisa melanjutkan maka saya berusaha semaksimal mungkin. Saya berdoa, belajar dan belajar, memohon kepada Alloh SWT agar saya diberikan kemudahan. Target saya adalah di UNS Pendidikan Matematika, mendapatkan bidikmisi.
          Pada saat pendaftaran snmptn undangan saya pun mendaftarkan diri dan memilih bidikmisi. Saya berdoa dan menanti saat pengumuman tiba. Banyak sekali celotehan teman- teman saya yang mengatakan bahwa bidikmisi susah dan peluangnya sangat kecil. Tapi, saya yakin saya pasti bisa. Dan, saat pengumuman tiba, saya hampir patah semangat pada saat itu. Saya belum diterima. Tapi keinginan saya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi masih besar. Kemudian saya memutuskan untuk mengikuti snmptn tertulis.
          Pada saat itu ada kakak kelas saya yang menawarkan beastudi ETOS. Saya tertarik. Dan teman-teman saya banyak yang menyarankan agar saya mendaftar. Namun saya bimbang, kalau saya mendaftar di beastudi ETOS saya tidak mungkin bisa di pendidikan matematika UNS. Saya berdoa dan memohon petunjuk dari Allah SWT, kemanakah saya harus melangkah.
          Dan akhirnya, berkat dukungan teman- teman dan orang tua saya, saya mendaftar di beastudi ETOS. Saat saya mendaftar snmptn saya memilih jurusan kesehatan masyarakat Undip. Saya pikir, toh saya juga pernah punya keinginan untuk terjun di dunia kesehatan.
          Saat pengumuman snmptn tulis tiba, pada waktu itu ayah saya hanya mengatakan “jika memang bermanfaat insyaAllah kamu diterima”. Dan ternyata setelah saya membuka pengumuman, saya diterima di kesehatan masyarakat Undip.
          Dan akhirnya setelah melewati seleksi-seleksi ETOS hingga homevisit saya diterima di ETOS. Alhamdulillah, walaupun berat di ongkos akhirnya saya berhasil mendapatkan ETOS.
Kebutuhan kom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar